Sabtu, 26 April 2014

Hujan dan Pelangi

Diposting oleh Unknown di 10.02 0 komentar


Hari ini aku termenung, kembali mengingatnya. Seseorang yang mungkin tak pernah mengingatku. Bodoh? Mungkin iya. Entahlah, aku terjebak dalam rasa yang tak dapat kujelaskan. Mungkin aku yang terlalu berharap, mungkin aku yang terpesona. Jalan ini sulit, memilih meninggalkannya atau melanjutkan rasa yang tak berujung ini. Dulu semuanya baik-baik saja. Sampai ketika, candaan bodoh yang menghancurkan segalanya. Tak ada lagi canda, tawa ataupun obrolan sederhana. Bahkan sapaan singkat pun tak lagi pernah kudengar. Aku termenung, menatapi kebodohan dan kesakitan ini. Apakah kau tau? Apakah kau mengerti?
Tidak ada yang bisa kusalahkan. Jalan ini terlalu berbatu. Aku hanya bisa berdiri menatapi punggungmu yang kian menjauh. Menyisakan aku sendirian dengan perasaan yang sulit dikatakan. Aku benci keadaan ini, seolah aku terperangkap di dalamnya. Tidak bisakah kau berhenti? Walau hanya sedetik untuk menatapku. Apa gadis itu yang kau pilih? Diakah yang lebih baik? Boleh aku mengatakannya? Dia bukan gadis baik untukmu. Kau terlalu baik untuknya. Tapi aku ini siapa? Bolehkah aku melarangmu dan menahanmu untuk tetap disini?
Aku tidak berharap jadi gadis yang pantas untukmu. Bisakah kau menjawabnya? Apa kita tak bisa bersama? Aku ingin marah, melampiaskan segalanya, tapi siapa yang bisa kubenci. Membenci mereka hanya karena candaan bodoh ini hanya membuatku gila.
Awan hitam itu datang lagi, seolah ingin aku menahanmu lebih lama. Tetesan hujan, kumohon bawa semua anganku tentangnya bersamamu. Buat semua khayalan ini mengalir bersama derasmu. Biarkan aku melupakannya, berhenti mengharapnya.
Dia yang tak pernah menatapku. Dia yang tak pernah menyapaku. Dia yang bahkan tak menganggapku ada. Bisakah kau kembalikan masa lalu? Setidaknya saat kami masih menjadi teman. Tidak perduli rasa itu ada atau tidak, aku ingin bersamanya. Saling diam seperti ini membuatku sungguh tersiksa. Dapatkah dia mengerti itu? Dapatkah dia mendengarnya?
Jika boleh, aku ingin menjadi matahari. Setidaknya dia tetap bisa bersama dengan hujan. Memberikan sedikit kehangatan di balik dinginnya tetesan air. Aku benci jika harus jadi pelangi. Tidak perduli berapa pun warna yang dimilikinya. Tidak perduli batapa indah dirinya. Tapi pelangi tak pernah bisa bersama hujan. Kehadirannya selalu bergantian, seolah menolak untuk saling bertegur sapa. Pelangi mungkin menjadi hal indah yang ditunggu setelah hujan reda. Pelangi adalah pelengkap hujan. Tapi aku tak perduli, aku tak ingin menjadi sesempurna pelangi. Aku hanya ingin bersamamu, menemanimu melewati masa sulit itu. Tidak bisakah? Tidak mungkinkah? Tidak bolehkah?
 

my secret world Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei